Menara Pisa miring karena faktor geologi dan struktural yang kompleks, serta kesalahan dalam perencanaan konstruksi yang terjadi selama berabad-abad.
1. Tanah Lunak: Menara Pisa dibangun di atas tanah yang lunak, terutama tanah liat dan pasir. Tanah ini tidak memiliki daya dukung yang kuat, sehingga menyebabkan fondasi bangunan menjadi tidak stabil.
2. Fondasi yang Dangkal: Fondasi asli Menara Pisa dibangun hanya sekitar 3 meter dalam, yang sebenarnya cukup dangkal untuk struktur setinggi itu. Fondasi yang dangkal di atas tanah yang lunak menyebabkan bangunan cenderung miring seiring waktu karena terjadi pergeseran tanah di bawahnya.
3. Konstruksi Bertahap: Pembangunan Menara Pisa dilakukan secara bertahap selama kurun waktu yang panjang. Struktur ditambahkan secara bertahap dalam beberapa fase pembangunan, yang menyebabkan tekanan yang tidak merata di atas fondasi dan menyebabkan miringnya bangunan seiring waktu.
4. Kesalahan Desain: Struktur Menara Pisa awalnya direncanakan untuk menjadi menara lonceng yang berdiri tegak lurus. Namun, pada tahap awal pembangunan, miringan sudah mulai terjadi karena tanah yang lunak. Selama proses pembangunan, konstruksi berhenti beberapa kali karena perang dan ketidakstabilan politik, yang berarti bahwa kesalahan dalam desain tidak pernah diperbaiki secara penuh.
5. Perbaikan dan Stabilisasi: Upaya telah dilakukan selama bertahun-tahun untuk menjaga agar Menara Pisa tetap berdiri. Upaya perbaikan termasuk pemasangan penyangga di dalam bangunan dan penstabilan tanah di sekitarnya. Pada 2008, setelah upaya perbaikan yang intensif, Menara Pisa dinyatakan aman untuk dikunjungi oleh publik.
Dengan demikian, miringnya Menara Pisa adalah hasil dari kombinasi faktor geologi, kesalahan desain, dan konstruksi yang berlangsung dalam berabad-abad. Hal ini membuatnya menjadi salah satu landmark paling terkenal di dunia dan menjadi daya tarik wisata yang unik.